Selasa, 25 Desember 2012

Review Hotel Grand Trawas

Karena mendapatkan pengalaman pertama yang tidak mengenakkan saat booking hotel Grand Trawas, maka saya agak malas-malasan menulis reviewnya. Baca di SINI ya.
Tapi demi seorang teman yang ingin menghabiskan weekend di pegunungan maka saya tulis juga review ini. :)

Sesungguhnya, hotel di kawasan pegunungan Trawas, Mojokerto, ini cukup nyaman untuk berlibur.
Untuk melewatkan weekend, setelah lelah dalam rutinitas kantor selama hari-hari kerja, hotel ini cukup pas.
Hotel ini juga pas untuk yang memutuskan stay at hotel aja seharian. Apalagi bareng anak-anak.Dijamin nggak mati gaya dan nggak bikin bete. 

Ini penampakan hotelnya.




Senin, 17 Desember 2012

Semalam di CitiHub Jogja

Menginap di mana ya, di Jogja? Saya rasa, tidak perlu kebingungan saat akan pergi ke Jogja. Banyak pilihan tempat menginap mulai gratis sampai yang berbayar. Lo kok gratis? Iya, kalau menginap di stasiun, kos teman, rumah saudara atau emperan toko *kaboorrrrr* Yang berbayar, mulai dari hotel, motel, hostel, villa, dan nama-nama lain yang berbeda banyak tersebar. 

Kali ini, saya akan mereview salah satu hotel budget yang bisa terbilang baru (masih soft opening) di Jogja. Namanya CitiHub. Jaringan hotel ini sudah ada di Surabaya dan Malang.
gambarnya dari sini ya
Kalau mau ngintip web resminya, INI DIA.

Lokasinya ada di Jalan Affandi (d/h Jl Gejayan) yang sangat dekat dengan ring road utara. Ancer-ancernya kalau dari arah Solo, masuk ring road utara, belok kiri di perempatan Concat (Condong Catur). Tak sampai 100 meter ada toko buku Toga Mas, nah bersiap putar balik. Setelah pom bensin baru ada bangunan yang sekilas mirip ruko. Ini dia hotelnya.


Rabu, 12 Desember 2012

Mampir di Raminten Kaliurang


House of Raminten, pasti dong sudah banyak yang nyicip. Atau paling tidak, pernah baca. Apalagi bagi yang ngaku pecinta Yogyakarta. Pasti dibuat penasaran untuk mampir.


Setelah mencicipi aroma Raminten di Kotabaru, akhir bulan lalu saya berkesempatan kembali mengunjungi resto ini. Saat itu saya mampir di resto yang di Jakal, tepatnya Jalan Kaliurang km 15,5 (setelah kampus UII). Kiri jalan kalau dari Yogya menuju Kaliurang. Oiya, nama untuk yang di lokasi ini adalah The Waroeng of Raminten. Jadi penasaran, kalau namanya berbeda, apa ada perbedaan yang lain-lain juga?

Berikut beberapa catatan saya... *cekidot*



Kamis, 06 Desember 2012

Momong Anak ke Taman Bungkul

Lama tidak menyambangi Taman Bungkul, akhir pekan beberapa waktu lalu saya menyempatkan mampir ke sana. Setelah hampir 2 tahun saya tidak mampir (kalau lewat sih seriiiing), saya dibuat kaget akan kondisi taman  di Jalan Raya Darmo Surabaya itu.     


Ada yang tambah bagus, dan banyak juga yang tambah jelek. Secara umum, saya bilang kondisinya jadi kotor sekali. Apa mungkin karena saya ke sananya hari Minggu. Minggu pagi kan  Taman Bungkul jadi pusat kegiatan Car Free Day. Jadi mungkin masih kotor belum sempat dibersihkan. Setelah keliling taman, saya hanya menjumpai dua petugas kebersihan yang sedang menyapu tidak dengan semangat 45.
Banyak sampah berserakan, pun daun-daun yang berguguran. Apalagi belum ada hujan, sehingga debu makin asik beterbangan. Lengkap sudah penderitaan L

Senin, 03 Desember 2012

Omira Brownies, Teman Ngopi


NI cerita tentang brownies lagi.
 
Di Suncity Mall Sidoarjo, ada outlet brownies namanya Omira Brownies. Letak pastinya di lantai bawah dekat lift. Gampang kok nyarinya.


Harganya terjangkau, secara kotaknya memang lebih kecil dibanding brownies biasanya. Kisaran harganya antara 11-23k, tergantung pilihan rasanya. Variannya mulai brownies kukus, brownies panggang, lapis legit hingga muffin tapi dalam bentuk loyang. Jadi muffinnya tuh tidak ditaruh di cupcake kaya biasanya.





Rasanya? Lumayan. Untuk harga 13k, brownies kukus Omira cukup lembut.
Coklatnya pas, dan yang penting manisnya pas, sesuai selera saya. FYI saya tidak suka yang terlalu manis-manis, karena saya sudah manis :p.
Untuk yang rasa keju, ngasih kejunya juga nggak pelit, meski harganya cuma 15k.






Selain buat cemal-cemil, bisa juga buat oleh-oleh.
Kemasannya imut, warnanya pink, unyu-unyu deh.
Outlet ini juga menerima pesanan untuk kue suvernir. Jadi dikemas kecil, harganya 6k.
Nggak bingung lagi kan nyari alternatif jajanan?


Selasa, 27 November 2012

Cerdas Belanja ala Saya




Tulisan ini telah dimuat di harian Jawa Pos, edisi 12 Oktober 2012. Di rubrik Perempuan Bercertita, halaman For Her.  





---------------------------------------------------------------------
Bagi ibu rumah tangga, yang kebanyakan menjabat sebagai menteri keuangan keluarga, urusan belanja seringkali menjadi hal yang amat memusingkan.
Bagaimana mencari titik keseimbangan antara kebutuhan yang tiada habisnya dengan jumlah uang yang dipunyai untuk memenuhi kebutuhan itu, kerap membuat ibu-ibu galau.
Kasus ‘besar pasak dari pada tiang’ sering terdengar. Begitu pula dengan istilah ‘gali lubang tutup lubang’ dan akhirnya terkubur dalam lubang beneran, menjadi tidak asing lagi.

Sabtu, 24 November 2012

Sulitnya Booking Hotel Grand Trawas

Sudah lama saya ingin mencicipi menginap di hotel Grand Trawas, di kawasan pegunungan Trawas, Mojokerto. Kesempatan itu baru datang saat akhir pekan awal bulan ini.


Sayangnya, pengalaman pertama ini justru menemui pengalaman tidak mengenakkan.
Ceritanya, ada teman mendapat doorprise voucher menginap hotel di sebuah acara. Karena tidak mungkin pergi ke sana, akhirnya voucher itu dijual. Kebetulan sekali saya sudah lama ingin mencicipi Grand Trawas. Singkat kata voucher berpindah tangan.

Kamis, 22 November 2012

Beli Oleh-oleh di Go Donut

Lagi di Sidoarjo, bingung mau nyari oleh-oleh kala mau berkunjung ke rumah teman? Atau mau besuk di rumah sakit? Atau mau buat apa aja deh.  Mungkin ini bisa menjadi alternatif.
Go Donut, gerai donat plus cafe yang ada di Suncity Mall, Jalan Pahlawan,  Sidoarjo.


Selasa, 13 November 2012

Trip to Bali - Penutup

Memenuhi beberapa permintaan teman yang penasaran dengan tulisan edisi Trip to Bali yang ini, akhirnya saya membuat tulisan penutup. Ini merupakan break-down kegiatan liburan saya, dengan lebih terperinci dan transparan.
Semoga bermanfaat, bagi orang tua yang akan membawa balita berlibur ke Bali dengan nyaman namun dengan kantong pas-pasan.

1. Tiket

Saya memperoleh tiket promo dari maskapai Citilink, anak perusahaan Garuda Indonesia. Tiket ini saya dapatkan pada bulan November 2011 untuk keberangkatan bulan Februari 2012. 
Harga yang saya dapatkan adalah Rp 682 ribu nett untuk dua tiket dewasa dan tiga tiket anak-anak Surabaya-Denpasar PP (10 tiket).  Harga ini sudah termasuk bagasi masing-masing 20 kilogram dan perlindungan asuransi.

Pesan tiket online Citilink cukup  gampang alias sama sekali tidak ribet. Buka situsnya di sini, masukkan tanggal keberangkatan dan kepulangan yang diinginkan. Tentu saja jangan lupa tempat yang dituju dan di mana akan berangkat he he. 

Jumat, 09 November 2012

Melted Brownies by Jeanie's Brownies

Saya bukan Brownies Lovers.  Tapi saya nggak nolak lo kalo dikirimi brownies.
Entah mengapa, saya selalu penasaran dengan beragam brownies yang terus bermunculan bagai jamur di musim hujan. Beberapa waktu lalu (berapa ya? hitungan bulan deh) saya dibuat penasaran dengan iklan di koran dengan brownies yang baru muncul di Surabaya ini. Namanya Jeanie's Brownies.

Apa yang membuat penasaran?
Di iklannya sih, beli 1 gratis 1 he he he

Ada tiga hal yang menarik minat saya.
Dari yang teratas, rasa rhum, melted brownies dan secret recipe. Wuuuik. Sebagai penyuka rasa rhum otomatis saya langsung melted pengen nyoba.

Kamis, 08 November 2012

Cara Membuat Paspor untuk IRT

Postingan ini untuk menjawab pertanyaan beberapa teman soal pembuatan paspor, khususnya teman yang berstatus ibu rumah tangga (IRT). Semoga juga berguna bagi yang lain.
Saat traveling ke luar negeri sudah bukan merupakan barang eksklusif lagi, banyak teman yang ingin membuat paspor, meski belum punya rencana bepergian dalam waktu dekat. Saat ada tiket promo, kalau paspor sudah di tangan kan asik tuh tinggal klik sana klik sini. Nah di sini timbul pertanyaan bagaimana bikin paspornya, bisa nggak, boleh nggak. Apalagi bagi ibu-ibu dharmawanita yang statusnya ibu rumah tangga.
"Gimana kalo diminta surat tugas atau surat undangan?"
"Gimana kalau ditanyain slip gaji?"

Nah, berdasar pemikiran saya 'jiahhh', nggak perlu ngeper duluan lah.
Saya kira, pembuatan paspor saat ini tidak seseram satu dekade lalu kok. Asal punya duit buat membayar, asal bukan koruptor atau buronan yang termasuk daftar cekal, aman kok. Silahkan datang ke kantor imigrasi terdekat dan utarakan keinginan terpendam anda untuk mempunyai buku hijau sakti.

Berikut pengalaman saya saat harus memperpanjang paspor beberapa waktu lalu, dengan status baru di KTP sebagai ibu rumah tangga.

beda sampul paspor baru dan lama (kiri)

Minggu, 04 November 2012

Nyicip Burger Buto

Sudah lama mendengar kedai ini, tapi belum sempat2 mampir.
Akhirnya kesempatan itu datang akhir bulan lalu, waktu mau mudik Lebaran Haji ke Blitar.  

Berempat bersama The Krucils, saya menyempatkan mampir ke Kedai 27. Lokasinya, di Jalan Sarangan, Malang. Bagi yang belum tahu, jika dari arah Surabaya adalah sebelum pusat kota Malang. Ancer-ancernya, setelah jembatan Arjosari luruuuuss saja. Itu Jalan Sutoyo, ntar melewati Masjid Sabilillah (kanan), Carrefour (kiri), dan setelah Hotel Pajajaran (kiri) perlambat laju kendaraan. Setelah itu siap-siap belok kanan pada perempatan sesudahnya. Itu lah Jalan Sarangan. Jalan lurus saja sekitar 200 meter, kedai ada di kiri jalan, pojokan, depan Alfamart.  Gampang kan?


Kamis, 01 November 2012

Roti Boy eh .. Roti 'O


Saat ke Bandara Juanda, menu wajib beli bagi tiga precil saya adalah Roti Boy.
Entah kenapa. Meski gerai Roti Boy sudah bertebaran di Surabaya-Sidoarjo, setiap ke bandara yang diminta adalah roti ini.

Awal Oktober lalu, saat mengantar Pi ke Juanda, si bungsu kembali minta beli Roti Boy. Setelah dadah-dadah sama Pi, saya meluncur ke sisi kiri pintu pemberangkatan internasional, salah satu gerai roti ini berada. Gerai satunya lagi ada di sebelah kanan pintu pemberangkatan domestik. Karena waktu itu naik Garuda, maka saya menuju ke gerai terdekat, yakni di dekat area internasional.

Dari kejauhan tidak ada yang aneh. Tapi begitu di depan mata, saya menangkap hal yang aneh.
Olalaaaaa





Kok jadi Roti O?
Dengan warna, bentuk huruf, dan gambar, sekilas tidak akan tampak perbedaan dengan merek sebelumnya.  Lihat saja bungkusnya juga sama!

Sayang saya lupa motret rotinya (keburu dilahap si kecil). Tapi sumpah, sama kok. Rasanya juga sekilas sama. Maaf saya tidak bisa memberikan persentasenya, karena saya hanya beli satu dan sebagian besar sudah masuk mulut si kecil. Emaknya hanya disisain dua gigitan, yang lupa rasa persisnya karena keburu kelaperan :D

Menyimpan rasa penasaran, saya tidak sempat bertanya-tanya ke si mbak yang jualan karena kondisi gerai yang ramai.

Sesampai di rumah, saya pun menuntaskan penasaran dengan bertanya ke si mbah Google (tak ada mbak, mbah pun jadi).

Rupanya kali ini, Simbah masih belum selesai mencari wangsit. Jadi bliow hanya meninggalkan jejak di sini. Setelah alamat ini saya samperin, ternyata juga tidak ada keterangan yang menjawab rasa penasaran saya. Maka saya simpulkan, mungkin ini seperti kasus bisnis biasanya.
Yang jelas, dari website resmi Roti O, gerai mereka tersebar di sini.
Dan semuanya ini adalah bekas gerai Roti Boy!


Selasa, 30 Oktober 2012

Nyantai di Wapo (2)

Wiken ini mampir Cito lagi. 
Waktunya dinner, mampir ke Wapo lagi 
Akhirnya aku buat poto-poto lagi
Meski hanya pake kamera jadul lagi :D

Langsung saja, begini nih suasana reso dari sudut pandang berbeda…

Bagi yang belum sempat membaca edisi pertama, silahkan dipantengin di SINI, jika memang ingin membacanya. *tidak memaksa kok* :p




Sabtu, 27 Oktober 2012

Andai Saya Jadi Juragan Emas

Andaikan saya punya bertumpuk-tumpuk emas batangan dalam sebuah gudang (duh terinspirasi iklan es krim nih), apa yang akan saya lakukan? 
Tentu saja saya segera bangun dari tidur dan menyadarkan diri bahwa itu hanya sebuah mimpi :p

Namun dengan mimpi ini, akan membuat saya berani bermimpi dengan lebih realistis. Seperti mendapat sebuah wangsit eh hidayah, agaknya saya harus mulai berbisnis di bidang emas. Meluncurlah saya di depan kompi dan browsing sana-sini untuk mencari buku panduan investasi emas. Hasilnya, saya menemukan buku ini :


Segera meluncur ke toko buku, dan taraaaa...
"saatnya memulai dulu dengan belajar investasi emas dari buku ini, bukunya murah investasinya asyik ah ^_^, cuma 26.000-an"

Selasa, 16 Oktober 2012

Nyantai di Wapo

Bagi orang Surabaya, Warung Pojok (Wapo) pasti sangat familiar.
Apalagi bagi para mahasiswa di sekitaran Dharmawangsa sana.
Wapo ini berdiri pertama kali di daerah Unair pada 1995-an kalo nggak salah.
Ini lah tempat bagi mahasiswa kalau punya acara traktir-mentraktir.

Nah setelah membuka cabang di Kayoon (yg sekarang tutup), Wapo melebarkan sayapnya ke G-Walk, Citraland, kawasan Surabaya Barat. Kemudian warung ini masuk ke mal, yakni ke City of Tomorrow (Cito), kawasan Surabaya Selatan 2012 ini (eh apa tahun lalu ya?).

Berikut liputannya...


Ini dia tampang depan warung yang di Cito.

sori ya, semua poto diambil pake kamera ponsel yg jadul. lagi nggak bawa kamera soalnya.
so harap dimaklumi jika membuat mata jadi rabun *piss


Jumat, 05 Oktober 2012

PING! : Bacaan Ringan, tapi “Sesuatu”




Judul Buku   :   PING! : A Message from Borneo
Jenis Buku   :    Novel Remaja
Pengarang    :   Riawani Elyta dan Shabrina WS
Penerbit       :   Bentang Belia, Yogyakarta
Cetakan I    :    Maret 2012
Tebal           :    X 139 halaman
Harga          :    Rp 29.000            


Setiap membaca sebuah novel, saya selalu berharap menemukan sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang menjadi pembeda seperti saat saya membaca sebuah cerpen yang sekedar sebagai bacaan ringan. Sesuatu yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan, sesuatu yang membuat suatu saat saya ingin membaca novel itu kembali. Itu saya temukan di novel ini. 

-----------------------------

“Buku ini dengan ringan sekaligus edukatif mengajak kita mengenal dunia orang utan dari perspektif yang unik. Di balik cerita yang mengalir, pembaca bisa jadi lebih peka pada isu lingkungan, isu terpenting masa ini.’’
Endorsment yang ditulis Dewi “Dee” Lestari, novelis favorit saya, cukup menyita perhatian. 

Rabu, 03 Oktober 2012

Nyaris...

Jam 8. Saatnya berangkat. Segera kujejalkan buku-buku yang berserakan di lantai kamar ke dalam tas. Hari ini adalah hari terakhir ujian semester. Mata kuliah yang menyenangkan, dan aku sudah cukup belajar tadi malam. Semoga sukses.

Kakiku melangkah keluar gerbang kos dengan penuh percaya diri. Selang beberapa rumah, aku harus melewati satu rumah yang selalu membuat hatiku berdesir. Rumah yang cukup asri, namun berpagar tinggi. Rumah yang selalu sepi, namun kutakuti. Apalagi bila ada dia di depan rumah itu. Ups, benar saja. Dia ada di sana. Entahlah apa yang dilakukannya di samping gerbang pagar yang sedikit terbuka.

Aku tak berani melihat. Jantungku sudah berdegup lebih cepat dari biasanya. Sesaat aku berhenti, mencoba mencari teman jalan. Tapi gang ini tampak sepi sekali. Tidak ada seorangpun yang lewat, pun tak ada orang yang ada di depan rumah. Di sepanjang gang yang hanya ada sekitar 16 rumah berhadap-hadapan ini, hanya ada aku dan dia. Ah!

Minggu, 30 September 2012

Kuantar Ayah Pulang ....

Tiga tahun yang lalu...
Hari ini adalah hari terberat untukku,
Hari aku harus berpisah dengan ayah untuk selamanya
Hari ini hari terakhir, dalam tiga hari berjuang, yang sangat, sangat terasa singkat!

Hari ketiga.....
30 September 2009

Tidur malam di rumah, cukup memulihkan tenagaku. Rencanaku, pagi itu kami semua termasuk anak-anak akan berangkat bersama ke rumah sakit. Aku pun mulai siap-siap. Menyiapkan baju ganti anak-anak, susu dan diapers. Sambil bersiap, aku pun menyuapi anak-anak makan biar cepat selesai.

Tapi tiba-tiba....


Sabtu, 29 September 2012

Maaf Ayah, Aku Menangis

Hari kedua, 29 September 2009.....

Sempat tertidur, aku terbangun sudah di jalan tol. Dalam kegelapan malam, aku mencoba melihat posisi saat itu. Ternyata baru saja melewati pintu tol wonokromo. Aku yang berada di iringan mobil paling belakang mulai gelisah. “Lo kok lewat sini? Bukannya rumah sakit Husada Utama yang di seberang Dr Soetomo?”
Saat itu posisi mobil sudah akan menuju tol Satelit. “Kita harus keluar di sini.” Cepat kuhubungi mobil yang ada di depan, kami pun keluar tol satelit. Eh keluar pintu tol pun mobil depan keliru ambil jalan terus ke HR Muhammad, dan akhirnya harus putar balik. Rasanya hati ini sudah tidak karuan. Kok sempat-sempatnya salah jalur pisan... Sabar....

Sesampai di RS Husada Utama kami langsung menuju UGD. Adik sepupuku, Risda (anak Lek Pip), yang bekerja sebagai apoteker di RS Mitra Keluarga, sudah ada di sana.
Rupanya ambulans malah belum datang. Pikiran kami pun sontak ruwet nggak karuan. Kok bisa? Seharusnya ambulans kan lebih cepat. Apalagi kami ada acara kesasar dulu. Uh rasanya nyesek di dada.
Aku pun kembali beristighfar. Astaghfirullah al adzim.....



Jumat, 28 September 2012

Aku Pulang Ayah!

Hari ini, tiga tahun yang lalu...
28 Sept 2009

Beep beep. Bunyi sms masuk. Amik.
Satu-satunya adikku yang tinggal di Malang, mengabari kalau ayah masuk ICU Rumah Sakit Aminah, Blitar, tadi siang. Tidak dijelaskan apa penyebabnya dan bagaimana kondisinya.
Jleg. Dadaku sesaat serasa berhenti berdegup.
Tak buang waktu, aku segera menghubungi ponselnya. Tak banyak yang bisa dikatakan, Amik sedang dalam perjalanan pulang ke Blitar.
Aku segera menghubungi ponsel ibu di Blitar. “Ndak papa. Tadi pingsan selesai pidato di acara Halal bi Halal Depag. Sekarang masih di ICU, sudah sadar. Terserah, mau ke sini sekarang bisa. Kalau repot ya besok ndak papa. Nanti tak kabari perkembangannya.”

Jawaban ibu cukup bijak, agar anak yang di perantauan ini tidak begitu gelisah. Apalagi saat itu memang ibu belum memperoleh keterangan jelas, apa penyebab ayah pingsan, dan bagaimana perkembangan kondisi beliau.
Permintaan ibu untuk tidak langsung pulang ke Blitar memang cukup masuk akal. Saat itu, meski masih harus dirawat di ICU, kondisi ayah memang cukup baik. Sadar dan bisa berbicara. Bahkan belakangan aku tau, ayah sempat meminta ibu pulang ke rumah, karena di rumah memang sedang repot mempersiapkan acara halal bi halal untuk keesokan harinya.

Kamis, 27 September 2012

tentang C I N T A

gambar dari sini

Berkasih-kasihlah,
      namun  
jangan membelenggu cinta


Biarkan cinta itu
bergerak senantiasa,


bagaikan air hidup yang lincah mengalir,

diantara pantai kedua jiwa


Bernyanyi dan menarilah bersama,
dalam segala suka cita

Hanya biarkanlah masing-masing,
menghayati ketunggalannya

Kahlil Gibran

Kamis, 13 September 2012

Trip to Bali 5-selesai

buku traveling yg bikin ngiler

Rp 600 Ribu Liburan Nyaman ke Bali 

Saya pun akhirnya bisa menuliskan judul bombastis seperti buku-buku panduan traveling yang banyak beredar sekarang ini. Jika dihitung-hitung pengeluaran liburan kami berlima selama tiga hari dua malam ke Bali, hanya Rp 3 juta lebih dikit. Itu artinya budget per sekitar Rp 600 ribu, juga lebih dikit he he. Padahal komponen biaya pesawat, hotel, sewa mobil, dan oleh-oleh sudah masuk.


Trip to Bali 4: Lost in Kuta, Lost in Ubud

Kami sengaja berangkat siang sekalian check-out hotel jam 12 siang. Request anak-anak memang ingin berenang di hotel. Bangun tidur mereka pun berenang dengan ditunggui bapaknya. Setelah breakfast, saya pun menyelinap berjalan-jalan sendiri menyusuri sekitar hotel. Sayangnya saya gagal ke Pasar Kuta karena terlalu lama menunggu angkot lewat. Namun saya kembali ke hotel dengan membawa bungkusan Nasi Pedas Ibu Andika dan Ayam Goreng Yu Limboek, yang lokasinya bersebelahan di depan perotokoan Kuta Galeria. Ini merupakan salah satu tujuan wisata kuliner di Bali yang cukup populer. Tak lupa sekotak kue dari Bali Bakery yang juga terkenal itu saya bawa pulang ke hotel.

berenang dulu...
Day 3....
Seperti Cinderella, sebelum jam 12 berdentang, kami segera berlari ke lobby dan check out. Acara dimulai dengan menuju arah Ubud. Setelah berpanas-panas di pantai, kami ingin merasakan kesejukan di Ubud. Seharusnya sih bisa langsung ke Kintamani, tapi waktu dan jarak tidak memungkinkan. Tujuan kami sebenarnya hanyalah melihat-lihat suasana Ubud. Tapi sesampai di sana, kami tak menemukan tempat yang asik untuk berhenti menikmati suasana. Yang ada, saya malah muter-muter nyasar ke jalan-jalan tikus yang tak berujung. Itu terjadi karena saya malas putar balik karena kelewatan jalannya, he he. 

Sabtu, 08 September 2012

Trip to Bali 3: Melayang Terbang bersama Abang

Bangun tidur, semua masih pada bermalas-malasan. Susaaahh banget disuruh mandi dan segera ke destinasi berikutnya. Semuanya asik tiduran di kasur sambil nyemil dan nonton kartun di TV. Saya pun duluan ke restoran dan makan pagi. Setelah kenyang, tak lupa mengamankan sedikit makanan dibawa ke kamar buat anak-anak (he he lumayan, sarapan gratis).

Day 2......
Hari kedua liburan, kami pergi ke Tanjung Benoa, dan kemudian menyeberang ke Turtle Island dengan perahu glass bottom. Dibekali seplastik roti oleh operator, anak-anak sangat suka melihat ikan-ikan bermunculan berebut roti yang ditaburkan ke laut. Bahkan saat roti habis, si bungsu sempat menangis minta roti tambahan. Ratusan ikan berwarna-warni cerah yang bisa terlihat sangat dekat itu memang sangat menggemaskan.





Saat tiba di Pulau Kura-kura, kami langsung disambut pegawai di sana yang bertindak sebagai tour guide. Tidak ada biaya masuk yang dikenakan hanya ada kotak amal yang disediakan di pintu masuk. Selanjutnya kami dibawa ke penangkaran kura-kura dengan berbagai usia. Anak-anak pun diberi kesempatan untuk berfoto dengan memegang kura-kura maupun memberi makan binatang lucu itu. Di sana ada juga binatang lain yang bisa dilihat dan dipegang minta untuk difoto bersama. Mulai dari iguana, kelelawar, ular, dan beberapa jenis burung. Sayang hanya si sulung yang berani memegang, karena saya pun ternyata tidak berani untuk mencoba!


Trip to Bali 2: (Maunya) Sok Romantis di Jimbaran


Tiga hari di Bali memang cukup singkat. Namun itu sudah cukup mengingat kepergian kali ini tidak sedang pada masa liburan sekolah. Anak-anak terpaksa bolos dua hari, dan misua pun harus rela mengambil cuti. Ini semua demi keinginan si istri! wkwkwkwk.

Namun, tiga hari menjadi sudah lebih dari cukup. Cukup untuk membolos sekolah dan kerja, dan yang pasti cukup untuk menguras isi dompet. Stamina pun tidak perlu sampai drop karena kelelahan, mengingat usai berlibur kami harus langsung sekolah dan bekerja kembali. 



Jumat, 07 September 2012

Trip to Bali 1 : Liburan Nyaman (tak) Pasti Mahal

Berlibur dengan anak-anak, apalagi anak usia balita (bawah lima tahun) tentu harus mengutamakan kenyamanan bagi mereka. Gaya jalan-jalan ala backpacker, tak bisa diterapkan saat harus membawa anak, apalagi jika jumlahnya tidak hanya satu. Tempat menginap yang representatif, alat transportasi yang nyaman, tempat makan yang sesuai, hingga susunan acara jalan-jalan yang rapi, mutlak diperlukan. Acara liburan ala tour and travel seperti ini, sudah pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Untuk mengikuti liburan dengan agen pariwisata, jelas bukan menjadi pilihan saya. Dengan jumlah anggota keluarga yang tidak sedikit, besarnya budget yang harus dikeluarkan menjadi pertimbangan utama. Selain itu, saya tidak yakin dengan kondisi anak-anak yang harus ikut rombongan tur dan mengikuti ketatnya jadwal mereka. Bisa sih ikut privat tour, tapi itu berarti biaya yang lebih besar kan? Yang cocok bagi keluarga saya, jelas liburan yang nyaman tapi dengan biaya yang hemat, alias liburan ala koper tapi dengan biaya ransel. Ada? Tentu saja bisa. Menyitir lagu Maher Zein, Insha Allah semua pasti ada jalan. 


Pentingnya Sikap Kompromi


Menginspirasi dan memotivasi. Dua kata ini lah yang banyak dilontarkan, baik penonton film maupun pembaca novel Negeri 5 Menara tulisan Ahmad Fuadi. Karya yang mempopulerkan mantra Man Jadda Wajada ini, memang mampu menyeret siapapun yang selesai melihat film atau membaca bukunya, untuk segera mewujudkan mimpi dan keinginannya yang belum terwujud. Mantra ini menularkan virus akan kepercayaan diri bahwa dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh, keinginan itu pasti akan berhasil.

Namun, antara keinginan dan kenyataan acapkali tak sejalan. Ketika suatu keinginan demikian menggebu, pada akhirnya harus runtuh melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Tentu saja itu bukan berarti dunia sudah kiamat kan? Pasti akan ada jalan. Dengan mantra Man Jadda Wajada, lewat jalan lain, pun jalan lain yang amat tidak diinginkan, keinginan itu bisa saja terwujud. Menurut kacamata saya, hal ini lah yang coba di angkat dalam film Negeri 5 Menara.


Sabtu, 01 September 2012

Mengikuti Gaya Hedonisme


Tuntutan gaya hidup yang kian hedonis terus menyeret kita untuk mengikutinya. Kepungan berbagai promosi makin memuluskan keinginan untuk tercebur di dalamnya. Apalagi bagi masyarakat perkotaan yang aksesnya terbuka lebar. Hare gene tidak shopping di mal, tidak kongkow di kafe, tidak menenteng gadget tercanggih, tidak memakai fashion paling up to date, apa kata dunia? Begitu mungkin kata-kata lebay bin alay sebagai penggambaran yang pas.

Bagi kalangan berpunya, tentu saja hal itu bukan masalah. Tapi bagi golongan 'tanggung', yang sebenarnya pas-pasan tapi ingin ikut menyemarakkan dunia hedon, tentu menjadi masalah. Nggak lucu dong kalau habis berhedon-ria terus terlilit utang dan berakhir di penjara? Namun itu juga bukan berarti tidak ada jalan. Asalkan hanya untuk sekedar 'mencicipi', dan tidak kemudian larut di dalamnya, saya kira masih sah-sah saja.

Aku Pun Bisa Jadi Ratu



Melihat pacar teman kos aku, Oci, memang membuat iri. Sudah ganteng, kaya dan so gentleman. Penampilannya oke, mobilnya bagus, orangnya ramah dan tidak sombong. Yang juga penting, tidak pelit! Setiap datang ngapelin Oci, acapkali dia membawa makanan buat kami –para jomblowati- yang cukup bermalam minggu dengan menonton TV. Apalagi kalau dia habis pulang kampung, pasti satu kardus makanan memenuhi meja makan kos kami. Hmmm.




Belum lagi sikapnya pada Oci. Perasaan sayangnya terlihat jelas. Tak pernah sekalipun kami melihat Oci naik turun mobil tanpa dibukakan pintu. Saat kami berkesempatan pergi bersama, Oci sangat dijaganya. Jalan digandeng, naik tangga dipegangin, sepertinya dia takut ‘porselen’nya akan pecah. Demikian juga saat acara makan. Oci hanya diam duduk, dan dia yang sibuk memesan makanan, sekaligus membayarnya! Duh, bagaimana kami tidak iri. Rasanya itulah impian setiap wanita, menjadi ratu.


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...