Isna Zulvia adalah ibu dari tiga anak. Lahir, besar hingga
menyelesaikan SMU di Blitar.
Pada 1994 mulai menapakkan kaki di Jogjakarta,
kota yang amat diimpikannya sejak bangku SMP. Hingga pada akhir 1999 berpindah
merantau ke Surabaya, kota yang tidak pernah masuk dalam wishlist-nya. Dari Surabaya sempat hampir tiga tahun mengadu nasib di Jakarta, tapi
akhirnya takdir membawanya kembali ke Surabaya. Dia kembali terdampar dan bahkan
menetap di Surabaya coret alias Sidoarjo sejak 2004 silam sampai saat ini.
Pernah berkhayal merasakan tinggal dan hidup di luar pulau,
bahkan di luar negeri, tapi sayang hingga saat ini, khayalannya itu belum
pernah terwujud.
Mempunyai mimpi untuk menguasai setidaknya tujuh bahasa
asing, namun hingga kini, satu bahasa asing, yakni Inggris, tetap belum dikuasainya dengan baik. Sempat belajar Bahasa Arab dan Bahasa Jepang, tapi hilang begitu saja dimakan usia.
Merasa tertantang dengan kegiatan water sport, dan berkhayal bisa diving
di puluhan laut Indonesia yang cantik. Tapi sayang, hingga saat ini berenang
pun belum mampu dilakukannya.
Selalu menuliskan traveling
sebagai hobinya, tapi hingga saat ini belum mampu menunjukkan deretan panjang
destinasi yang telah dikunjunginya. Sempat berharap bisa melakukan solo backpaking, terinspirasi dari
cerbung Balada Si Roy yang digilainya saat SMP, tapi entah kapan keinginan itu
bisa dilakoninya.
Menyukai berbagai acara kuliner, rajin mengumpulkan gambar
dan resep yang yummi, namun tidak sukses mempraktikkannya di dapur pribadi. Pun
sangat menyukai wisata kuliner, meski tidak banyak jenis makanan yang
disukainya.
Mengaku tidak mempunyai bakat dalam bidang tulis-menulis, bahkan tugas mengarang menjadi momok yang menakutkan, dan sempat kesulitan setengah mati merangkai kata demi menuntaskan skripsi, namun takdir membawanya untuk selalu menulis. Bahkan pekerjaan pertama yang diperolehnya, dan seterusnya, justru dari kegiatan menulis.
Sempat melakoni beberapa profesi, hingga takdir membawanya untuk bangga menjadi ibu rumah tangga, mengurus tiga anak dan satu suami dalam kegiatan sehari-harinya.
Aktifitas
lainnya saat ini adalah memantau perkembangan status di dinding Facebook, menguji kesaktian Mbah Google, berwisata kuliner di akhir
pekan, dan sesekali menjelma menjadi sosialita tanpa modal, satu dari sekian
hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Memang kadang apa yang diimpikan dan diinginkan tidak selalu
terwujud.
Tapi apa yang tidak disukai justru menjadi suratan takdir.
Jangan pernah berhenti bermimpi, karena dengan mimpi hidup
menjadi lebih berarti.
salam kenal, mba isna. suka dengan tulisan mbak tentang travelling. bisa jadi referensi kalo mau pergi ke kota wisata tujuan, hehe
BalasHapussalam kenal kembali. senang rasanya tulisan ini bisa bermanfaat :)
BalasHapus