Kamis, 13 September 2012

Trip to Bali 4: Lost in Kuta, Lost in Ubud

Kami sengaja berangkat siang sekalian check-out hotel jam 12 siang. Request anak-anak memang ingin berenang di hotel. Bangun tidur mereka pun berenang dengan ditunggui bapaknya. Setelah breakfast, saya pun menyelinap berjalan-jalan sendiri menyusuri sekitar hotel. Sayangnya saya gagal ke Pasar Kuta karena terlalu lama menunggu angkot lewat. Namun saya kembali ke hotel dengan membawa bungkusan Nasi Pedas Ibu Andika dan Ayam Goreng Yu Limboek, yang lokasinya bersebelahan di depan perotokoan Kuta Galeria. Ini merupakan salah satu tujuan wisata kuliner di Bali yang cukup populer. Tak lupa sekotak kue dari Bali Bakery yang juga terkenal itu saya bawa pulang ke hotel.

berenang dulu...
Day 3....
Seperti Cinderella, sebelum jam 12 berdentang, kami segera berlari ke lobby dan check out. Acara dimulai dengan menuju arah Ubud. Setelah berpanas-panas di pantai, kami ingin merasakan kesejukan di Ubud. Seharusnya sih bisa langsung ke Kintamani, tapi waktu dan jarak tidak memungkinkan. Tujuan kami sebenarnya hanyalah melihat-lihat suasana Ubud. Tapi sesampai di sana, kami tak menemukan tempat yang asik untuk berhenti menikmati suasana. Yang ada, saya malah muter-muter nyasar ke jalan-jalan tikus yang tak berujung. Itu terjadi karena saya malas putar balik karena kelewatan jalannya, he he. 

Anak-anak pun mulai rewel. Akhirnya secepat kilat arah mobil mengarah ke Monkey Forest. Saya pun memutuskan menunggu di parkir karena si bungsu sedang pules di mobil. Apalagi saya punya pengalaman buruk (dikejar monyet) di sini. Ufff, nggak lagi deh. Tapi ternyata, meski sudah sampai pintu masuk, anak-anak tidak mau masuk kalau nggak sama emaknya. Eh ndilalah kersane Gusti Allah, hujan langsung mengguyur. Saya yang sedang berjalan-jalan di pertokoan di dekat parkir, langsung menepi di depan minimarket. Anak-anak pun ikut terbirit-birit kembali mengikuti. Sambil menunggu hujan reda mereka asik menikmati es krim sebagai sogokan agar tidak rewel (Waduh es krim? Hujan-hujan lagi).

sepi mampring. foto dari sini

Perjalanan dilanjutkan menuju Bali Fun World. Sempat kesasar, sempat tanya sana-sini, akhirnya penonton benar-benar kecewa setelah sampai di depannya. Saya memang kesulitan mencari informasi tempat ini, baik di internet maupun bertanya langsung di penduduk sekitar. Untung saja pas ditelpon, ada mbak yang menjawab. Tak ada satu pun papan petunjuk yang dipasang. Padahal lokasinya hanya selemparan batu dari Pasar Sukawati.

Dari luar, tempat ini ternyata tak sebagus yang kami bayangkan. Sepiiiii, tak ada pengunjung yang datang. Entah karena tempat ini relatif baru atau memang tempat ini tidak menarik. Hanya satu penjaga loket dan beberapa anak sekitar yang bermain di depan. Melirik tiket masuk yang juga tidak murah, saya pun memutuskan tidak jadi masuk ke area ini. Nggak lucu dong jika mau seru-seruan tapi tidak ada teman yang lain. Anak-anak pun kecewa.

Sebenarnya ada obyek wisata lain di sekitaran Ubud ini yang pas untuk usia anak. Misalnya Taman Safari, Bali Bird Park, dan Bali Zoo. Berhubung baru bulan lalu anak-anak main ke Taman Safari Prigen dan Batu Secret Zoo, maka obyek ini terpaksa dilewati dulu. Pasti anak-anak kurang antusias lagi melihat aneka hewan. Apalagi kemarin juga baru melihat bermacam binatang di Turtle Island. Tapi, alasan sebenarnya sih, faktor U!!! tiket masuk yang tidak bisa dibilang murah, mengurungkan niat untuk mampir dengan berbagai alasan pembenar tadi he he he.


Narsis ria di pantai Kuta, belakang Discovery Mal
Hari sudah siang dan kami pun kembali ke area Kuta. Mau mampir ke Pasar Sukawati tidak mungkin. Itu pasti tidak menyenangkan bagi anak-anak. Bingung menentukan tujuan yang pas berikutnya, saya pun celingak-celinguk mencari tempat makan. Akhirnya keinginan mampir ke Discovery Mal dikabulkan. (Hadeh, mal lagi, mal lagi) Tapi, mal ini memang sudah cukup lama membuat saya penasaran, jadi nggak papa deh. Saya ingin duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi di pinggir pantai di belakang mal.

Mencari makan siang pun agak muter-muter secara menyesuaikan isi kantong. Mau menyeberang ke luar mal, mencari kuliner khas Bali rasanya sudah tidak mungkin. Anak-anak mulai tidak terkendali. Janji bermain di Amazone pun keluar di bibir si nyonya akibat kegagalan acara hari ini yang membuat anak-anak kecewa.  Akhirnya kami pun makan di Pizza Hut demi promosi buy one get one, yang berarti penghematan. (FYI, tiap senin ada promo BOGO untuk pizza dengan KK BCA)

Asik, main di Amazone
Selepas bermain di Amazone, anak-anak ke area pantai (lagi!).Tapi tidak boleh bermain (baju ganti udah di koper semua) hanya boleh menikmati keindahannya. Saya pun berjalan mengikuti jogging track menuju ke arah pasar seni. Demi melihat si kaki empat kembali bertebaran, dan saya pun dalam kondisi sorangan wae, akhirnya putar arah kembali ke mal. Sempat mampir ke Burger King dan take away 2 paket, untuk persiapan amunisi di bandara nanti sebagai makan malam. Sebenarnya juga, saya pun amat sangat ingin mencicipi burger yang belum ada di Surabaya ini.

berebut kentang...

Sore telah beranjak malam, kami pun menuju bandara. Membereskan urusan sewa mobil, check-in pesawat kelar, saya pun mulai membuka bontotan. Dasar anak-anak, kentang pun dibuat berebut, hingga membuat bandara yang udah ramai, tambah meriah hi hi hi. Perut sudah kenyang terisi, panggilan pulang pun masuk di hati. It’s time to go home... Good Bye Bali....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...